Pendidikan Agama di Indonesia - Pendidikan agama memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan mengkonstruksi pemikiran siswa. Bangsa indonesiaadalah bangsa yang heterogen dalam segala aspek baik itu ras,adat istiadat dantentunya agama. Jarang sekali kita temukan bangsa yang homogen di dalam suatumasyarakat. Indonesia merupakan negara yang berasaskan
“ketuhanan” sehingga segala kehidupan di indonesia tidak terlepas dari peran agama, jika di barat terjadikemajuan pada SAINS dan kemunduran pada sisi spiritualitas atau agamaberbedadengan yang terjadi di timur bahwa SAINS mengalami kemajuan walaupun tidak mengalamikemajuan yang pesat sebagaimana di barat akan tetapi di timurspiritualitas atau agama juga mengalami kemajuan, sebagaimana tokoh agamawan kontemporer kini mulai menafsirkan ulang agama pada zaman modern sekarangsehingga dalam masyarakat yang dinamis agama bisa beradaptasi pada kehidupan masyarakat sekarang dengan interpretasidari para tokoh agama kontemporer.Masyarakat di indonesia bersifat religio-sosial walaupun peran pemikirsekuler pada zaman kemerdekaan lebih mendominasi akan tetapi tidak dapatdipungkiri bahwa peran agama memainkan peran yang penting dalam perjuanganbangsa indonesia terutama agama islam.
“ketuhanan” sehingga segala kehidupan di indonesia tidak terlepas dari peran agama, jika di barat terjadikemajuan pada SAINS dan kemunduran pada sisi spiritualitas atau agamaberbedadengan yang terjadi di timur bahwa SAINS mengalami kemajuan walaupun tidak mengalamikemajuan yang pesat sebagaimana di barat akan tetapi di timurspiritualitas atau agama juga mengalami kemajuan, sebagaimana tokoh agamawan kontemporer kini mulai menafsirkan ulang agama pada zaman modern sekarangsehingga dalam masyarakat yang dinamis agama bisa beradaptasi pada kehidupan masyarakat sekarang dengan interpretasidari para tokoh agama kontemporer.Masyarakat di indonesia bersifat religio-sosial walaupun peran pemikirsekuler pada zaman kemerdekaan lebih mendominasi akan tetapi tidak dapatdipungkiri bahwa peran agama memainkan peran yang penting dalam perjuanganbangsa indonesia terutama agama islam.
Radikalisme umumnya selalu dikaitkan dengan oertentangan secara tajam antaranilai-nilai yang diperjuangkan oleh kelompok agama tertentu dengantatanannilai yang berlaku atau dipandang mapan pada saat itu
1. Pendidikan agama harus berbentuk suatu pendidikan yang menyeluruh
,dimana bila dipandang sudut ilmiyah duniawi akan meliputi pendidikan
awal sampai ketingkat pendidikan puncak [dasar ,sarjana ] sedang
dipandang dari sudut agamawan maka akan meliputi pendidikan untuk bias
membaca alkitab dan mengenal tuhan sampai kearah pendidikan pribadi yang
bragama oriented
2. Proporsi program pendidikan [kurikulum ] pendidikan agama apkah itu sekolah /universitas universitas ataupun itu pondok- pondok pesantren harus cukup seimbang antara pendidikan ilmiah duniawi dan pendidikan agamani secara secara obyektif biasa di tetapkan bahwa baik untuk pendidikan dasar maupun pendidikan sarjana nya proporsi pendidikan mengenai ilmu duniawi dengan ilmu agama seharusnya 50 % 50% .
3. Metode pemberian materi pendidikan di dalam pendidikan agama untuk masalah ilmu duniawi harus mengikuti perkembangan terakhir dunia ilmu pengetahuan terutama yang telah diterapkan kepada sekolah- sekolah selama tidak bertentangan dengan ajaran agama sedang untuk masalah pembentukan pribadi yang agamani oreiented, yakni pendidikan agama nya harus dirubah menjadi metode yang lebih mengarah pada ruang lingkup masarakat psychomotor , mengimbangi gaya tarik oleh kebudayaan non agama yang setiap hari mampengaruhi para siswa atau mahasiswa diluar lingkungan sekolah atau linkungan fakultasnya . pelaksanaan praktis ajaran agama seperti ibadah berdoa bersama , sopan santun guru terhadap murid maupun sebaliknya di lingkungan sekolah dan semua kegiatan-kegiatan kurikuler saat seperti itu di hentikan , turun kelapangan /masarakat untuk melakukan secara barsama sama kegiatan agama yang hakiki secara periodik serta terus menerus berlatih mengenal arti persaudaraan dalam kehidupan sekolah sehari-hari seperti misalnya beramai ramai menjenguk teman sekolah yang kena musibah [sakit] yang kesulitan uang, pelajaran, tolong-menolong membersihkan lingkungan sekolah, pemberian hukuman berat bagi perkelahian atau pertengkaran sesama murid dan lain lain akan menumbuhkan suatu pribadi yang nantinya diharapkan menjadi lebih insan sejati [manusia fitrah] yakni pribadi yang didalam segala tindak tanduk sehari-hari selalu beorientasi kepada ajaran agama serta mereka tidak segan segan serta kuat motifasinya untuk berjuang mengembangkan kebenaran.
2. Proporsi program pendidikan [kurikulum ] pendidikan agama apkah itu sekolah /universitas universitas ataupun itu pondok- pondok pesantren harus cukup seimbang antara pendidikan ilmiah duniawi dan pendidikan agamani secara secara obyektif biasa di tetapkan bahwa baik untuk pendidikan dasar maupun pendidikan sarjana nya proporsi pendidikan mengenai ilmu duniawi dengan ilmu agama seharusnya 50 % 50% .
3. Metode pemberian materi pendidikan di dalam pendidikan agama untuk masalah ilmu duniawi harus mengikuti perkembangan terakhir dunia ilmu pengetahuan terutama yang telah diterapkan kepada sekolah- sekolah selama tidak bertentangan dengan ajaran agama sedang untuk masalah pembentukan pribadi yang agamani oreiented, yakni pendidikan agama nya harus dirubah menjadi metode yang lebih mengarah pada ruang lingkup masarakat psychomotor , mengimbangi gaya tarik oleh kebudayaan non agama yang setiap hari mampengaruhi para siswa atau mahasiswa diluar lingkungan sekolah atau linkungan fakultasnya . pelaksanaan praktis ajaran agama seperti ibadah berdoa bersama , sopan santun guru terhadap murid maupun sebaliknya di lingkungan sekolah dan semua kegiatan-kegiatan kurikuler saat seperti itu di hentikan , turun kelapangan /masarakat untuk melakukan secara barsama sama kegiatan agama yang hakiki secara periodik serta terus menerus berlatih mengenal arti persaudaraan dalam kehidupan sekolah sehari-hari seperti misalnya beramai ramai menjenguk teman sekolah yang kena musibah [sakit] yang kesulitan uang, pelajaran, tolong-menolong membersihkan lingkungan sekolah, pemberian hukuman berat bagi perkelahian atau pertengkaran sesama murid dan lain lain akan menumbuhkan suatu pribadi yang nantinya diharapkan menjadi lebih insan sejati [manusia fitrah] yakni pribadi yang didalam segala tindak tanduk sehari-hari selalu beorientasi kepada ajaran agama serta mereka tidak segan segan serta kuat motifasinya untuk berjuang mengembangkan kebenaran.
4. lingkungan sekolah harus menggambarkan lingkungan masyarakat agamis yang sesungguhnya yang berarti tidak hanya di tandai oleh adanya greja greja dan mesjid mesjid saja disana namun harus pula meliputi keseluruhan aspek kehidupan lainya seperti pakaiyan siswa dan gurunya ,pergaulan antara para murit dan gurunya serta antara murid dan guru , cara cara mengadakan rapat , diskusi pembelajaran di kelas harus penuh dengan nfas agamis tepat waktu ,mentaati janji serta cara mengemukakan pendapat ,menyanggah pendapat ,dan kedisiplinan sifat ketaatan kapada pimpinan dasar musawaroh dan semacamnya juga kebersihan lingkungan sekolah harus pula terjaga [lingkungan bersih ].